Sabtu, 21 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » Sejujurnya inilah Isi Kabah

Sejujurnya inilah Isi Kabah

Tak sembarang orang yang bisa memasuki Kabah. Oleh sebab itu, banyak yang bertanya, apa sebenarnya yang ada dalam Kabah itu ? Apa benar dalam Kabah masih tersimpan berhala-berhala zaman dulu sebagaimana yang dituduhkan kaum perusak Islam?


Sebagaimana yang diperlihatkan dokumenter Kerajaan Arab Saudi, isi dalam Kabah hanya berupa ruangan kosong. Bahagian dalam Kabah terdapat tiga pilar dari kayu gaharu terbaik. Panjang satu pilar sekitar seperempat meter atau setengah meter berwarna campuran antara merah dan kuning. Ketiga pilar ini berjejer lurus dari utara ke selatan.

Pada awal abad ini (tahun 2000-an), bagian bawah ketiga pilar retak yang kemudian diperbaiki dengan diberi kayu melingkar di sekelilingnya. Ketiga pilar ini dibuat atas inisiatif Abdullah ibn Al Zubair tiga abad yang lalu. Meski demikian, ketiganya masih tetap kokoh hingga saat ini.

Atap dalam Kabah penuh dengan ukiran-ukiran mengagumkan, selain diberi lampu-lampu indah yang terbuat dari emas murni dan dari per­hiasan-perhiasan indah lainnya. Lantai Kabah dibuat dari batu pualam putih.

tittorohendra.blogspot.com


Dinding Kabah bagian dalam dibalut dengan batu pualam war­na-warni dan dihiasi dengan ukiran bergaya Arab. Terdapat tujuh papan yang menempel di dinding ini yang bertuliskan nama-nama orang yang pernah merenovasi atau menambahkan sesuatu yang batu di dalam Kabah atau Masjidil Haram.

Dikatakan bahwa tembok Syadzarwan adalah bangunan tambahan pada Kabah yang dikerjakan oleh kaum Quraisy. Menurut mazhab Syafii dan Maliki, tembok Syadzarwan termasuk bagian Kabah, sehingga jamaah haji yang bertawaf harus berada di luarnya. Pendapat sebaliknya dikatakan oleh mazhab Hanafi. Menurut mereka, tembok Syadzarwan bukan merupakan bagian Ka’bah.

Adapun mazhab Hanbali memilih berada di antara dua pendapat di atas. Menurut mereka, menjauhi tembok itu sangat dianjurkan, tetapi seandainya jamaah melakukan tawaf di dalamnya maka tawafnya tetap sah dan tidak sampai rusak.

Yang jelas, belum diketahui secara pasti kapan pertama kali tembok Syadzarwan dibangun. Setiap kali Masjidil Haram dipugar, tempat-tempat di sekitarnya juga dipugar. Yang pasti, tembok Syadzarwan mengalami pemugaran pada tahun 542 H, 636 H 660 H, dan 1010 H.





Sumber:
republika.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar