TEKAUR

Seperti yang kita tahu, "The Wire" adalah ajang bergengsi bagi para magician dan card flourisher di seluruh dunia. Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam jajaran Hall of Fame "The Wire" karena persaingan di dalamnya sangat ketat. Bayangkan saja, untuk bisa tampil dalam event ini kita harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Jordan Gomez, Marcus Eddie, Andrei Jikh, dan masih banyak lagi. Mengingat tingkat kesulitan dan persaingan yang cukup tinggi, tentunya sangat membanggakan ketika kita tahu ada wakil dari Indonesia yang berhasil memasukkan karyanya ke ajang ini. Yap, dia adalah Andre Lionel, seorang card flourisher muda dengan karyanya "Paint" (bisa anda lihat di alamat berkut : http://www.theory11.com/wire/andre-lionel/paint/) . 

Setelah mendengar berita tentang kemunculan Andre Lionel di The Wire, blog Wikumagic langsung berinisiatif untuk mengadakan interview dengan sang card artist. Marilah kita simak lebih jauh tentang Andre Lionel, perjalanannya hingga bisa menembus The Wire, serta tips dan trik yang tentu sangat bermanfaat bagi kita semua. Berikut interviewnya :

Dulu awal mulanya saya tertarik dengan sulap, dan kebetulan di sekolah saya ada ekstrakurikuler sulap, jadi saya mulai mengikutinya (waktu itu tahun 2008). Disitu saya belajar beberapa trik sulap. Dari semua genre magic, saya paling menyukai card trick, jadi saya lebih condong ke arah sulap kartu dan seringkali saya minta petunjuk dari guru sulap saya.

Suatu kali, guru saya menunjukkan saya dan teman saya suatu two-handed cut (saya lupa apa itu). Kami kagum dan bilang, "Coba lihat lagi, kak". Dia mulai menunjukkan beberapa jenis cutting yang lain dan menjelaskan card flourish itu apa. Pada saat itu saya hanya kagum saja, tapi teman saya (sebut saja Kenny) sangat tertarik dan mulai mencarinya di youtube. Dia pun mulai bisa, dan menunjukkannya kepada saya sehingga membuat saya tertarik.

Sejak saat itu, saya berlatih card flourish, terkadang meminta bimbingan dari Kenny. Namun sayangnya Kenny sekarang sudah lebih mendalami sulap jenis manipulasi dan tidak terlalu sering berlatih card flourish, tapi dialah salah satu pendorong saya hingga dapat mencapai apa yang saya lakukan sekarang.

Namun di tengah jalan, saya malas berlatih card flourish, dan baru saat pertengahan 2009 saya mulai bersemangat mendalaminya lebih lanjut. Alasannya, karena suatu saat waktu saya senggang, saya bermain-main dengan card flourish yang saya sudah bisa lakukan dan kebetulan saya menemukan move baru. Setelah itu entah kenapa saya merasa ingin mendalaminya lagi dan saya mulai berlatih secara intensif dengan inspirasi dari cardist/flourisher di youtube dan decknique (salah satu komunitas card flourish).

Seingat saya, move yang paling pertama saya pelajari adalah 190 helix cut, spring dan one handed fan. Charlier cut yang harusnya dipelajari pertama kali, malah saya pelajari beberapa bulan kemudian.

Untuk move favorit, saya rasa tidak ada, karena biasanya saya freestyling (melakukan flourish dengan menggabungkan gerakan-gerakan yang sudah diketahui). Tapi kalau disuruh memilih, pilihan saya Pandora, Squeeze dan Madonna 3.

Flourisher favorit saya antara lain Dan and Dave, Jordan Lapping, Tobias Levin dan Aviv M.

Inspirasi untuk Paint saya dapat dari salah satu move Sebastian Skowron di video Sexy Time. Gerakan dasarnya hanyalah gerakan sliding yang paling pertama. Dari situ saya kembangkan dan jadilah seperti sekarang. Judul move disarankan oleh salah satu card flourisher di youtube dengan nickname lelandldog.

Untuk musik, karena di The Wire tidak diijinkan musik yang sudah dicopyright, maka saya mencari lagu gratis lewat google. Dari situ saya menemukan lagu ini (Hours (Teen Daze Remix) by Tycho)

Video ini saya buat begitu saja, tanpa inspirasi atau persiapan. Saya hanya ingin membuat tutorial dari move ini, dan tiba-tiba terpikir untuk mencoba submit ke The Wire. Tak disangka, ternyata diterima.

Saya menshooting Paint di kamar saya sendiri, tanpa cameraman.

Alat yang saya gunakan : sebuah tripod, kamera Canon 600D, software Adobe Premiere CS5 dan Adobe After Effects CS5.

Sebenarnya, hingga sekarang, semua video saya dishoot tanpa cameraman. Karena kalau ada yang lihat, saya jadi grogi hahaha. Yang penting adalah konsep. Kita bayangkan dulu nanti videonya seperti apa dan juga musik apa yang akan kita gunakan, lalu kita shooting. Kalau tidak ada ide, boleh dicoba mencari inspirasi dari video-video lain di youtube. Kalau masih bingung akan konsepnya, shooting saja. Nanti pada saat editing kita baru pilih lagu dan kita edit sesuai hati kita (cara ini yang biasanya saya pakai)

* Berpindah-pindah tempat/angle saat shooting (jauh dari kamera, lalu dipotong dan berpindah ke dekat kamera, dsb). Hal ini memberikan variasi pada video dan menambah keindahannya.

* Edit to the beat (edit sesuai dengan musik), misal saat lagunya slow, move yang kita lakukan kita perhalus, saat ada ketukan drum kita lakukan transisi ke klip berikutnya, dsb.

Dulu saya menyukaii kedua-duanya dan mencoba untuk menjadi "fast, but smooth". Tapi lama-lama saya merasa kurang cocok menjadi fast flourisher, jadi saya berusaha untuk lebih condong ke smooth. Saya pun sebenarnya lebih menyukai "smooth".

Aktivitas saya selain flourish hanyalah kuliah. Saya kuliah di Universitas Kristen Petra, Surabaya di jurusan Informatika. Sekarang saya dan beberapa teman saya sedang berusaha membentuk UKM Sulap disana.

Hobi saya yang lain adalah mempelajari sleight of hand (kartu tentunya), namun saya hanya sesekali mempertunjukannya kepada teman-teman saya. Selain itu saya juga suka bermain game.

Terus terang, prestasi yang dicapai Andre ini cukup mengejutkan saya.  Bagaimana tidak, nama Andre Lionel memang belum terlalu terdengar, dan ia tampaknya juga bukan tipe Card Artist yang "banyak berbicara" di media online maupun jejaring sosial.  Andre lebih suka langsung berbicara dengan karya-karyanya yang setelah saya saksikan ternyata sangat brilian.  Air tenang menghanyutkan, nampaknya peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan seorang Andre Lionel.  Dari artikel ini, saya pun berpikir dan mengingatkan diri saya sendiri, teman-teman magician, dan para card flourisher Indonesia untuk lebih banyak menghasilkan karya yang bermutu dan mengurangi waktu untuk berdebat ataupun sekedar sesumbar kosong yang tidak jelas hasilnya.  Talk less, do more!